Jangan Disepelekan, IDI Banjar Sebut Efek Mengemudi Saat Sedih terhadap Keselamatan Berkendara

Daftar Isi

 Satupiston.com - Assalamu'alaikum. Mengemudi dalam kondisi emosional yang tidak stabil, seperti saat merasa sedih atau stres, dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas secara signifikan.

Jangan Disepelekan, IDI Banjar Sebut Efek Mengemudi Saat Sedih terhadap Keselamatan Berkendara
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ StockSnap


Rasa sedih yang mendalam sering kali memengaruhi fokus dan kewaspadaan pengemudi di jalan. Pengemudi yang emosinya teralihkan lebih cenderung membuat keputusan yang salah, seperti terlambat bereaksi atau salah membaca situasi lalu lintas. 


Ketidakstabilan mental juga dapat menyebabkan gangguan koordinasi yang berdampak langsung pada keselamatan.


Ikatan Pengemudi Internasional (IDI) Banjar melalui idibanjar.org menyoroti bahwa mengabaikan dampak emosi, khususnya kesedihan, saat mengemudi bisa berakibat fatal. 


Mereka menekankan pentingnya memahami kondisi mental sebelum memutuskan untuk berkendara. 


Penelitian menunjukkan adanya korelasi kuat antara kondisi emosi negatif dengan risiko kecelakaan yang lebih tinggi.


Mengapa Sedih Bisa Meningkatkan Risiko?

Ketika seseorang merasa sedih, otak cenderung bekerja lebih lambat. Ini mengurangi kemampuan untuk memproses informasi secara cepat. Situasi ini sangat berbahaya dalam konteks berkendara, di mana setiap detik keputusan sangat berharga.


Emosi negatif juga sering memicu tindakan impulsif atau tidak sadar, seperti menginjak rem terlalu mendadak atau mengambil keputusan berpindah jalur tanpa memperhatikan kendaraan lain. 


Efek ini serupa dengan "road rage," tetapi dipicu oleh perasaan melankolis, bukan kemarahan.


Cara Mengatasi Emosi Saat Mengemudi

  • Berhenti dan Tenangkan Diri: Jika merasa sedih sebelum mengemudi, luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri. Teknik pernapasan dalam dapat membantu.
  • Gunakan Musik yang Menenangkan: Musik bisa menjadi terapi untuk mengurangi ketegangan. Pilih lagu yang tidak memperburuk suasana hati.
  •  Libatkan Teman atau Keluarga: Jika memungkinkan, ajak seseorang untuk menemani perjalanan Anda. Dukungan sosial dapat mengurangi efek emosi negatif.
  •  Tunda Perjalanan Jika Perlu: Jika rasa sedih sangat mengganggu, lebih baik menunda perjalanan hingga merasa lebih stabil.


Pandangan Pakar

IDI Banjar menambahkan bahwa edukasi tentang pengaruh emosi dalam berkendara harus menjadi bagian penting dari pelatihan pengemudi. 


Selain itu, mereka merekomendasikan agar masyarakat lebih peka terhadap kondisi mental sebelum berkendara untuk mengurangi risiko kecelakaan yang dapat merugikan banyak pihak.


Mengemudi saat sedih adalah situasi yang sering kali diremehkan, padahal dampaknya sangat serius. 


Penting untuk meningkatkan kesadaran akan hubungan antara kondisi emosi dan keselamatan berkendara. 


Jika Anda merasa tidak stabil secara emosional, ambillah langkah preventif untuk menghindari bahaya di jalan.

Wassalamu'alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.


  Ikuti Kami di  -Google News-


 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 
 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)