IDI Kota Dompu Sebut Pengendara dengan Penyakit Lambung Bisa Berpotensi Mengalami Kecemasan dan Lemas Saat Meminum Kopi Sebelum Berkendara

Daftar Isi

 Satupiston.com - Assalamu'alaikum. Minum kopi sebelum berkendara mungkin sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian besar orang, namun ada potensi bahaya yang perlu diperhatikan, terutama bagi penderita penyakit lambung.

IDI Kota Dompu Sebut Pengendara dengan Penyakit Lambung Bisa Berpotensi Mengalami Kecemasan dan Lemas Saat Meminum Kopi Sebelum Berkendara
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ Christoph


IDI Kota Dompu dalam idikotadompu.org menyatakan bahwa konsumsi kopi sebelum berkendara bisa berdampak buruk bagi pengendara dengan penyakit lambung.


Kopi diketahui memiliki kandungan kafein yang dapat memicu kenaikan asam lambung, menyebabkan gejala seperti kecemasan, lemas, hingga kesulitan berkonsentrasi.


Hal ini tentu berisiko meningkatkan kemungkinan kecelakaan lalu lintas, terutama jika pengendara tidak menyadari kondisi tubuhnya setelah mengonsumsi kopi.


Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek stimulan yang dapat meningkatkan kewaspadaan.


Namun, pada penderita penyakit lambung, kafein dapat memperburuk kondisi mereka dengan meningkatkan produksi asam lambung.


Produksi asam lambung yang berlebihan dapat menyebabkan perut terasa penuh, nyeri, hingga melilit, sebagaimana diungkapkan oleh pakar kesehatan dari situs HaloSehat.


Menurut penelitian, kopi juga dapat memicu perasaan cemas pada individu tertentu, terutama yang sensitif terhadap kafein.


Kecemasan ini disebabkan oleh stimulasi berlebih pada sistem saraf, yang pada akhirnya memengaruhi kemampuan berkendara seseorang.


Gejala lain yang sering dirasakan oleh penderita penyakit lambung setelah meminum kopi adalah rasa lemas.


Rasa lemas ini terjadi karena tubuh memprioritaskan energi untuk mengatasi iritasi pada lambung, sehingga mengurangi energi yang tersedia untuk aktivitas lain.


Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi pengendara, yang memerlukan konsentrasi dan energi penuh saat berada di jalan.


Untuk meminimalkan risiko ini, IDI Kota Dompu menyarankan penderita penyakit lambung untuk menghindari konsumsi kopi sebelum berkendara.


Jika kopi menjadi bagian dari rutinitas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui jenis kopi yang aman dikonsumsi.


Kopi Arabika, misalnya, memiliki kadar kafein yang lebih rendah dibandingkan kopi Robusta, sehingga dianggap lebih aman bagi penderita asam lambung.


Selain itu, kopi dingin juga disebut-sebut lebih aman karena tingkat keasamannya yang lebih rendah dibandingkan kopi panas.


Namun, hal ini tetap harus dilakukan dengan takaran yang wajar, yaitu tidak lebih dari dua cangkir per hari.


Penderita penyakit lambung juga disarankan untuk memerhatikan pola makan dan gaya hidup mereka secara keseluruhan.


Menghindari makanan pedas, asam, dan berlemak dapat membantu mengurangi risiko meningkatnya asam lambung.


Olahraga teratur juga dianjurkan untuk menjaga kondisi tubuh tetap prima dan meningkatkan toleransi terhadap kafein.


Bagi pengendara yang tidak dapat meninggalkan kebiasaan minum kopi, penting untuk mengenali tanda-tanda tubuh saat mulai mengalami gejala seperti cemas atau lemas.


Jika gejala tersebut muncul, sebaiknya hentikan perjalanan untuk beristirahat sejenak.


Keselamatan di jalan adalah prioritas utama, dan mengenali kondisi tubuh sendiri adalah langkah pertama untuk mencapainya.


IDI Kota Dompu juga menyarankan agar masyarakat meningkatkan kesadaran akan bahaya konsumsi kopi berlebih, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit lambung.


Edukasi tentang kesehatan lambung dan konsumsi kopi yang bijak perlu ditingkatkan, baik melalui kampanye kesehatan maupun penyuluhan di masyarakat.


Selain itu, kolaborasi antara komunitas pengendara dan organisasi kesehatan dapat menjadi langkah efektif untuk menyebarkan informasi ini lebih luas.


Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang bereaksi sama terhadap kafein, sehingga pendekatan individual tetap diperlukan.


Bagi sebagian orang, kopi dapat menjadi sumber energi dan meningkatkan fokus, namun bagi yang lain, efeknya justru sebaliknya.


Oleh karena itu, memahami kondisi tubuh sendiri adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan keselamatan.

Wassalamu'alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

  Ikuti Kami di  -Google News-


 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠