Bahaya Mengemudi Tanpa Ventilasi yang Cukup pada Kondisi Cuaca Panas Menurut IDI Gedong Tataan

Daftar Isi

 Satupiston.com - Assalamu'alaikum. Mengemudi tanpa ventilasi yang cukup pada cuaca panas dapat meningkatkan risiko kesehatan dan keselamatan pengendara.

Bahaya Mengemudi Tanpa Ventilasi yang Cukup pada Kondisi Cuaca Panas Menurut IDI Gedong Tataan
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ Pexels


Indonesia sering mengalami suhu udara yang tinggi, terutama di wilayah tropis seperti Gedong Tataan.


Dalam kondisi ini, pengendara seringkali terpapar panas yang ekstrem jika tidak menggunakan ventilasi atau pendingin udara di dalam kendaraan.


Paparan panas yang berlebihan dapat memengaruhi kemampuan konsentrasi dan kesehatan secara keseluruhan.


Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gedong Tataan melalui idigedongtataan.org mengingatkan bahwa mengemudi dalam kondisi ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius.


Paparan panas ekstrem di dalam kendaraan dapat menyebabkan dehidrasi.


Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan cairan lebih cepat daripada asupan cairan yang masuk.


Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, pusing, dan bahkan kehilangan kesadaran jika tidak ditangani dengan segera.


Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh National Safety Council Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa dehidrasi dapat menurunkan kemampuan pengemudi untuk membuat keputusan yang cepat dan tepat.


Selain itu, udara panas di dalam kendaraan juga dapat meningkatkan risiko heatstroke.


Heatstroke adalah kondisi serius yang terjadi ketika suhu tubuh naik secara drastis dan tidak mampu lagi menurunkan panas melalui keringat.


Gejalanya meliputi kulit kering, suhu tubuh yang sangat tinggi, kebingungan, dan bahkan kehilangan kesadaran.


Menurut IDI Gedong Tataan, risiko heatstroke semakin tinggi jika pengemudi tidak menggunakan pendingin udara atau membuka jendela untuk sirkulasi udara.


Kondisi kabin kendaraan yang terlalu panas juga dapat menyebabkan pengendara mengalami micro-sleep.


Micro-sleep adalah kondisi di mana seseorang tertidur secara tiba-tiba selama beberapa detik tanpa disadari.


Fenomena ini sering dipicu oleh kelelahan dan suhu tinggi di dalam kendaraan.


Micro-sleep sangat berbahaya karena pengemudi dapat kehilangan kendali atas kendaraan dalam sekejap.


Dalam sebuah laporan oleh European Transport Safety Council, micro-sleep adalah salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas di jalan raya.


Mengemudi dalam kondisi panas juga dapat memengaruhi emosi pengemudi.


Panas yang berlebihan sering kali membuat seseorang menjadi mudah marah dan kurang sabar.


Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya agresi di jalan atau road rage.


Road rage adalah perilaku agresif yang ditunjukkan oleh pengemudi seperti membunyikan klakson secara berlebihan, berteriak, atau bahkan melakukan manuver berbahaya.


IDI Gedong Tataan mengimbau pengemudi untuk mengambil langkah preventif agar terhindar dari bahaya ini.


Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah memastikan ventilasi yang cukup di dalam kendaraan.


Pengemudi disarankan untuk menggunakan pendingin udara jika memungkinkan atau membuka jendela saat berada dalam kemacetan.


Mengonsumsi cukup air sebelum dan selama perjalanan juga sangat penting untuk mencegah dehidrasi.


Selain itu, pengemudi dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang ringan dan nyaman saat berkendara.


Pakaian yang terlalu tebal atau berbahan sintetis dapat membuat tubuh lebih cepat panas.


Mengemudi pada jam-jam tertentu juga dapat membantu menghindari panas ekstrem.


Jam pagi dan sore sering kali menjadi waktu yang lebih sejuk untuk melakukan perjalanan dibandingkan siang hari.


Menurut National Weather Service, suhu udara mencapai puncaknya pada pukul 12.00 hingga 15.00.


Oleh karena itu, pengemudi disarankan untuk menghindari perjalanan pada waktu tersebut jika memungkinkan.


Langkah lain yang bisa dilakukan adalah menggunakan pelindung kaca mobil.


Pelindung kaca dapat membantu mengurangi panas yang masuk ke dalam kendaraan.


Kaca film dengan teknologi penolak panas juga menjadi solusi yang efektif.


Meskipun begitu, IDI Gedong Tataan menekankan bahwa pelindung kaca saja tidak cukup tanpa ventilasi yang baik.


Pengemudi juga perlu berhenti sejenak untuk beristirahat di tempat teduh selama perjalanan panjang.


Istirahat tidak hanya membantu menurunkan suhu tubuh tetapi juga meningkatkan konsentrasi.


Kombinasi panas dan kelembaban tinggi di Indonesia menjadi faktor tambahan yang memperburuk kondisi kabin kendaraan.


Kelembaban yang tinggi dapat membuat tubuh lebih sulit untuk mendinginkan diri melalui keringat.


Menurut laporan World Health Organization (WHO), kelembaban di atas 60 persen dapat mempercepat risiko dehidrasi dan heatstroke.


Penting bagi pengemudi untuk memahami tanda-tanda awal dari masalah kesehatan akibat panas.


Tanda-tanda seperti kehausan berlebih, pusing, mual, atau keringat berlebihan harus segera ditangani.


Mengemudi dengan kondisi tubuh yang prima juga sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko kecelakaan.


Jika pengemudi merasa tidak fit atau lelah, lebih baik menunda perjalanan hingga kondisi tubuh membaik.


IDI Gedong Tataan juga menyarankan untuk selalu membawa persediaan air di dalam kendaraan.


Air tidak hanya berguna untuk diminum tetapi juga untuk mendinginkan tubuh jika diperlukan.


Keselamatan berkendara adalah tanggung jawab bersama yang harus diprioritaskan oleh setiap individu.


Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, pengemudi dapat mengurangi risiko yang disebabkan oleh panas ekstrem saat berkendara.


Mengemudi dengan ventilasi yang cukup dan kondisi tubuh yang baik adalah kunci untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan di jalan.

Wassalamu'alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

  Ikuti Kami di  -Google News-


 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠