Pantes Sering Dirazia di Jalan, Inilah Efek Suara Bising Knalpot pada Kesehatan Pendengaran Jangka Panjang Menurut IDI Atambua
Satupiston.com - Assalamu'alaikum. Suara bising knalpot kendaraan tidak hanya mengganggu kenyamanan masyarakat, tetapi juga berdampak buruk pada kesehatan pendengaran dalam jangka panjang.
Knalpot bising tak hanya mengganggu, tetapi juga bisa merusak pendengaran. Foto: Pixabay/ MathieuGallion |
Knalpot kendaraan yang dimodifikasi untuk menghasilkan suara bising seringkali menjadi sorotan.
Bukan hanya karena mengganggu ketenangan lingkungan, tetapi juga karena dampaknya terhadap kesehatan yang sering kali tidak disadari.
Paparan suara dengan intensitas tinggi, seperti knalpot kendaraan, dapat merusak sel-sel rambut di dalam telinga.
Kerusakan ini bersifat permanen dan berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran.
Menurut penelitian, paparan suara di atas 85 desibel (dB) dapat merusak pendengaran.
Sementara itu, suara knalpot kendaraan yang bising umumnya berada di rentang 90 hingga 100 dB atau lebih.
Paparan terus-menerus pada tingkat kebisingan ini dapat memicu kondisi seperti tinitus, yaitu sensasi berdenging pada telinga yang sulit dihilangkan.
Selain gangguan pendengaran, kebisingan yang berlebihan juga dapat menyebabkan efek lain pada kesehatan.
Di antaranya adalah peningkatan risiko stres, gangguan tidur, dan bahkan tekanan darah tinggi.
Paparan suara keras yang berulang dapat memengaruhi fungsi kognitif dan memperburuk kondisi kesehatan mental.
Hal ini terutama dirasakan oleh mereka yang tinggal di lingkungan perkotaan dengan tingkat kebisingan tinggi.
IDI Atambua melalui idiatambua.org menekankan pentingnya upaya pencegahan untuk melindungi kesehatan pendengaran masyarakat.
Salah satu langkah yang direkomendasikan adalah dengan menggunakan knalpot kendaraan standar.
Knalpot yang sesuai standar tidak hanya memenuhi aturan hukum, tetapi juga mengurangi risiko kesehatan akibat kebisingan.
Bagi masyarakat yang sering terpapar kebisingan, penggunaan pelindung telinga dapat menjadi solusi.
Earplug atau headphone peredam suara efektif dalam mengurangi dampak buruk kebisingan pada telinga.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk membatasi durasi paparan kebisingan.
Memberikan waktu istirahat bagi telinga adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan pendengaran.
Pemeriksaan pendengaran secara rutin juga sangat dianjurkan, terutama bagi individu yang sering terpapar suara keras.
Deteksi dini memungkinkan pencegahan kerusakan pendengaran yang lebih parah.
Knalpot kendaraan bising yang sering dirazia di jalan oleh pihak berwenang bukan sekadar pelanggaran aturan lalu lintas.
Langkah ini juga merupakan bentuk perlindungan terhadap kesehatan masyarakat secara luas.
Melalui kesadaran dan kepatuhan, masyarakat dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman.
Penting untuk diingat bahwa kebisingan bukan hanya gangguan, tetapi ancaman nyata bagi kesehatan.
Dengan menerapkan langkah-langkah preventif, risiko gangguan pendengaran dan efek buruk lainnya dapat diminimalkan.
Kesehatan pendengaran adalah aset berharga yang harus dijaga dengan baik.
Wassalamu'alaikum.