Jadi Salah Satu Penyumbang Angka Kecelakaan Terbanyak, Inilah Bahaya Mengemudi dengan Kondisi Kurang Tidur dan Cara Mengatasinya Menurut IDI Kabupaten Karanganyar

Daftar Isi

 Satupiston.com - Assalamu'alaikum. Mengemudi dalam kondisi kurang tidur merupakan salah satu faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas di Indonesia dan dunia.

Jadi Salah Satu Penyumbang Angka Kecelakaan Terbanyak, Inilah Bahaya Mengemudi dengan Kondisi Kurang Tidur dan Cara Mengatasinya Menurut IDI Kabupaten Karanganyar
Ilustrasi kecelakaan mobil yang fatal. Sumber: Pixabay/ NettoFigueiredo


Kurang tidur memengaruhi kemampuan pengemudi untuk bereaksi cepat, membuat keputusan tepat, dan tetap fokus di jalan. 


Di Amerika Serikat, drowsy driving menyebabkan lebih dari satu juta kecelakaan setiap tahun, yang mengakibatkan 500.000 cedera dan 8.000 kematian​.

Hal serupa terjadi di Indonesia, di mana kelelahan adalah penyumbang besar kecelakaan fatal, terutama di jalur panjang dan malam hari.


Salah satu kasus tragis yang menggambarkan bahaya ini adalah kecelakaan di Jembatan Chesapeake Bay, Amerika Serikat. 


Seorang pengemudi muda yang kurang tidur tertidur di belakang kemudi, menyebabkan tabrakan yang menewaskan seorang pengemudi truk​. S


ituasi serupa sering ditemukan di Indonesia, terutama di jalan tol atau rute jarak jauh dengan aktivitas tinggi pada malam hari.


Bahaya Mengemudi dalam Kondisi Kurang Tidur

Mengemudi dalam kondisi kurang tidur memiliki efek serupa dengan mengemudi di bawah pengaruh minuman keras. 


Kurang tidur dapat memperlambat waktu reaksi, mengurangi kewaspadaan, dan mengganggu kemampuan untuk membuat keputusan. 


Bahkan, satu malam tanpa tidur dapat memengaruhi performa seperti memiliki kadar alkohol dalam darah sebesar 0,10%, yang melewati batas legal untuk mengemudi di banyak negara​..


Salah satu ciri khas kecelakaan akibat kurang tidur adalah minimnya tanda pengereman atau manuver menghindar di tempat kejadian, menunjukkan bahwa pengemudi tidak sempat bereaksi sebelum kecelakaan​. 


Situasi ini memperlihatkan betapa fatalnya kehilangan kendali akibat kelelahan.


Kondisi kurang tidur juga dapat memengaruhi suasana hati dan memicu perilaku agresif di jalan. Sebuah studi oleh Harvard Medical School menemukan bahwa kurang tidur kronis meningkatkan risiko pengambilan keputusan buruk, baik dalam konteks berkendara maupun pekerjaan​.


Data Kecelakaan di Indonesia

Menurut IDI Kabupaten Karanganyar via idikabkaranganyar.org, banyak kecelakaan di Indonesia melibatkan pengemudi yang kurang istirahat, terutama selama musim libur panjang atau mudik. 


Data dari Korlantas Polri menunjukkan bahwa kelelahan dan kehilangan konsentrasi adalah salah satu penyebab utama kecelakaan di jalan tol. 


Kasus ini kerap terjadi pada pengemudi kendaraan berat, seperti truk dan bus, yang sering bekerja dengan jam istirahat terbatas.


Solusi untuk Mengurangi Risiko

Pencegahan kecelakaan akibat mengemudi dalam kondisi kurang tidur memerlukan kesadaran individu dan regulasi yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

 1. Istirahat yang Cukup Sebelum Berkendara

 Pastikan tidur selama 7-9 jam sebelum perjalanan jauh. Hindari mengemudi pada jam-jam kritis tubuh, seperti dini hari atau larut malam​.


 2. Gunakan Teknik Istirahat Selama Perjalanan

Istirahat setiap dua jam untuk mengurangi kelelahan. Berhenti di rest area untuk tidur singkat selama 15-20 menit jika diperlukan.


3. Hindari Konsumsi Obat yang Menyebabkan Kantuk

Beberapa obat, termasuk antihistamin dan obat penenang, dapat meningkatkan rasa kantuk. Konsultasikan dengan dokter jika Anda harus mengemudi setelah mengonsumsi obat tertentu.


4. Gunakan Teknologi Pendukung

 Mobil modern dilengkapi dengan teknologi seperti lane departure warning atau driver alert system, yang dapat membantu mendeteksi tanda-tanda kelelahan.

Wassalamu'alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.