Bikin Cepat Rusak, Ini Penyebab Aki Basah Panas Saat Dicas

Daftar Isi

 Satupiston.com - Assalamu'alaikum. Apa saja penyebab aki basah panas saat dicas? Aki atau accumulator termasuk yang tipe basah bisa mengalami hal ini dan tentunya ini membahayakan jika dibiarkan.

Bikin Cepat Rusak, Ini Penyebab Aki Basah Panas Saat Dicas

Aki basah yang panas saat di cas menjadi masalah umum bagi banyak pemilik kendaraan. Salah satu penyebab utama kondisi ini adalah proses pengecasan yang terlalu lama. 


Dalam banyak charger aki, fitur auto cut off charger sering kali tidak tersedia, sehingga pengisian tidak berhenti meski aki sudah penuh. 


Ade, seorang penjual aki di Bandung, menjelaskan bahwa ini adalah masalah yang sering dihadapi oleh pelanggannya.


Pengaruh Metode Quick Charger

Selain durasi pengecasan yang berlebihan, metode quick charger juga berperan dalam meningkatkan suhu aki. 


Metode ini menggunakan ampere charger yang besar, yang dapat mempercepat proses pengecasan namun membuat aki lebih cepat panas. 


Ade menjelaskan, "Quick charger memang punya kelebihan karena waktu pengecasan jadi lebih cepat. Namun, risikonya, suhu aki bisa meningkat drastis."


Ada dua metode utama dalam pengecasan aki: normal charger dan quick charger. Normal charger biasanya dilakukan dengan menggunakan ampere sebesar 3 Ah untuk aki dengan kapasitas 5 Ah.


Metode ini cenderung lebih aman karena pengisian dilakukan secara bertahap. Di sisi lain, quick charger menggunakan ampere yang lebih besar untuk mempercepat proses, tetapi meningkatkan risiko panas berlebih.


Normal Charger vs Quick Charger

Ade menganjurkan para pelanggannya untuk lebih memilih metode normal charger jika tidak terburu-buru. "Normal charger memang memakan waktu lebih lama, tapi aki lebih awet dan tidak cepat panas," ujarnya. 


Sebagai contoh, aki dengan kapasitas 5 Ah biasanya dicas dengan arus sebesar 0,5 Ah. Dengan cara ini, aki bisa dicas secara perlahan dan stabil tanpa meningkatkan suhu secara berlebihan.


Namun, Ade juga tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan quick charger dalam situasi tertentu. "Kalau memang butuh cepat, quick charger bisa jadi solusi. Tapi jangan terlalu sering digunakan, agar aki tetap awet," katanya. 


Penting untuk memahami kondisi dan kebutuhan kendaraan sebelum memutuskan metode pengecasan yang tepat.


Ade sering memberikan tips kepada pelanggannya tentang cara menjaga aki agar tetap dalam kondisi baik. Salah satunya adalah memastikan charger aki dilengkapi dengan fitur auto cut off. "Ini sangat membantu untuk mencegah aki dari overcharging," jelasnya. Overcharging tidak hanya membuat aki panas tetapi juga memperpendek umur aki itu sendiri.


Selain itu, memilih charger yang tepat juga penting. Ade selalu menyarankan pelanggan untuk membeli charger yang sesuai dengan kapasitas aki. 


"Jangan sampai salah pilih. Charger dengan ampere yang terlalu besar bisa merusak aki," tambahnya. Ia menekankan pentingnya membaca petunjuk penggunaan pada charger dan aki untuk menghindari kesalahan yang berakibat fatal.


Kesalahan umum lainnya yang sering terjadi adalah pengecasan aki di tempat yang kurang ventilasi. Ade selalu mengingatkan pelanggannya untuk memastikan aki dicas di tempat yang memiliki sirkulasi udara yang baik. 


"Aki yang dicas di tempat tertutup bisa lebih cepat panas karena tidak ada udara yang mengalir untuk mendinginkan," katanya.


Untuk menjaga aki tetap dalam kondisi optimal, Ade juga menyarankan pengecekan rutin pada kondisi aki dan charger. 


"Jangan hanya dicas saja, tapi periksa juga kondisinya. Kadang-kadang, aki panas karena ada masalah internal yang perlu diperbaiki," ujarnya. Dengan perawatan yang tepat, umur aki bisa lebih panjang dan kinerjanya tetap optimal.


Menggunakan charger yang memiliki fitur pengaturan ampere juga menjadi salah satu rekomendasi Ade. 


"Kalau bisa, pilih charger yang bisa disesuaikan ampere-nya. Jadi bisa diatur sesuai kebutuhan," katanya. Fitur ini membantu pengguna untuk menyesuaikan proses pengecasan dengan kondisi aki saat itu.


Ade juga mengingatkan pentingnya pemilihan jenis aki yang sesuai dengan kebutuhan kendaraan. "Setiap kendaraan punya kebutuhan yang berbeda. Jangan asal pilih aki. Pastikan kapasitasnya sesuai dengan spesifikasi kendaraan," jelasnya. Dengan memilih aki yang tepat, risiko overcharging dan panas berlebih bisa diminimalisir.


Bagi yang sering menggunakan kendaraan dalam waktu lama, Ade menyarankan untuk tidak langsung mengecas aki setelah perjalanan panjang. "Beri waktu untuk aki beristirahat dulu. Jangan langsung dicas ketika masih panas," sarannya. Langkah ini penting untuk menghindari peningkatan suhu yang drastis saat pengecasan.


Selain itu, Ade juga merekomendasikan penggunaan alat bantu seperti voltmeter untuk memantau kondisi aki. "Dengan voltmeter, bisa tahu kapan aki harus dicas dan kapan harus berhenti," katanya. Alat ini sangat berguna untuk menjaga aki tetap dalam kondisi optimal tanpa risiko overcharging.


Dalam menjaga aki tetap awet, perhatian dan perawatan rutin sangatlah penting. Ade selalu mengingatkan pelanggannya untuk tidak mengabaikan tanda-tanda kerusakan pada aki. "Kalau aki sudah mulai bermasalah, segera periksa dan ganti kalau perlu. Jangan menunggu sampai rusak parah," pesannya. Dengan perawatan yang tepat, aki bisa bertahan lebih lama dan kinerja kendaraan tetap optimal.


Ade juga menekankan pentingnya mengikuti panduan dari produsen aki dan charger. "Setiap produsen punya rekomendasi masing-masing. Pastikan ikuti panduan yang ada untuk menjaga aki tetap dalam kondisi baik," ujarnya. Dengan mengikuti panduan ini, pengguna bisa menghindari kesalahan yang bisa merusak aki.


Dalam setiap perbincangan dengan pelanggannya, Ade selalu menekankan bahwa perawatan aki bukan hanya soal pengecasan yang benar, tapi juga pemahaman akan kebutuhan kendaraan. "Pahami kendaraanmu, dan pilih metode pengecasan yang tepat," katanya. Dengan pemahaman ini, pengguna bisa menjaga aki tetap awet dan kendaraan selalu siap digunakan.

Wassalamu'alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

  Ikuti Kami di  -Google News-

 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 
 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)