Ukuran Roller Mio Sporty Biar Kenceng, Cek Dulu Ukuran Roller Mio Sporty Standar
Ukuran roller Mio Sporty biar kenceng tidak terlepas dari ukuran roller Mio Sporty standar. Jadi sebelum menentukan ukuran baru, pastikan mengecek ukuran standarnya.
Satupiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel
kami. Kali ini kita akan membahas mengenai berat roller Mio Sporty biar
kenceng.
Mio Sporty adalah
salah satu varian dari Mio series. Di masanya, ini adalah salah satu varian Mio
yang banyak digemari.
Meski sekarang
eksistensi dari Mio sudah menurun karena tertimpa oleh motor metik lain seperti
Nmax dan Aerox, tetapi masih banyak yang memboyong unit bekas dari varian Mio
ini.
Bicara soal motor
metik, biasanya penggeraknya menggunakan CVT dan di dalam CVT ini ada beberapa
komponen yang sering diubah seperti roller hingga V-belt.
Sebenarnya untuk
roller dan vbelt ini ada masa pakainya dan lambat laun pasti akan diganti.
Tetapi di luar itu,
roller dan vbelt kerap diganti demi mendongkrak performa mesin agar lebih ideal
atau lebih kenceng.
Ukuran Roller Mio Sporty Standar
Sebelum berbicara
mengenai ukuran roller Mio Sporty biar kenceng, terlebih dahulu kita harus
mengetahui ukuran roller standarnya.
Pasalnya roller
standar ini akan dijadikan acuan dalam nantinya mengganti ukuran roller yang
lebih sesuai.
Adapun roller standar
Mio Sporty adalah sebesar 10 gram dan yang varian Mio Sporty CW punya ukuran
roller lebih berat yakni sebesar 11 gram.
Ukuran Roller Mio Sporty Biar Kenceng
Untuk menentukan
ukuran roller biar kenceng, kita harus menggunakan acuan sebagai berikut:
- Gunakan roller yang lebih ringan dari ukuran roller standar agar lebih kenceng di putaran bawah
- Gunakan roller yang lebih berat dari ukuran roller standar agar lebih kenceng di putaran atas
Apakah tidak bisa
kenceng di putaran atas dan bawah? Sayangnya untuk metode pergantian roller,
putaran yang bisa dimaksimalkan hanya di salah satu saja.
Ini mirip seperti
mengganti gear seat pada motor non metik, di mana putaran yang dimaksimalkan
hanya salah satu saja.
Sedangkan untuk
memaksimalkan di putaran bawah dan atas, maka harus melakukan ubahan lain
seperti melakukan oversize atau bore up hingga ubahan lain.
Jadi? Simak di bawah
ini:
- Gunakan roller yang lebih ringan dari 11 gram agar putaran bawah lebih kenceng pada Mio Sporty CW
- Lalu gunakan roller yang lebih berat dari 11 gram agar putaran atas lebih kenceng pada Mio Sporty CW
Ini juga berlaku pada
varian Mio Sporty standar, di mana:
- Gunakan roller yang lebih ringan dari 10 gram agar putaran bawah lebih kenceng
- Dan gunakan roller yang lebih berat dari 10 gram agar putaran atas lebih kenceng
Maksud Putaran Bawah dan Atas itu Apa?
Mungkin masih ada yang
kurang paham dengan maksud putaran bawah dan atas pada motor. Ini memang suatu
frasa yang tidak mudah untuk dipahami juga sih.
Tetapi pada intinya,
putaran bawah identik dengan putaran mesin awal saat sedang digeber. Ya kurang
lebih mulai dari 1000 Rpm sampai pertengahan RPM (misal maksimal RPM adalah
10.000 RPM pada speedometer, maka pertengahan RPM ada di 5000 RPM).
Sedangkan putaran atas
ada di angka setelah putaran menengah hingga maksimal RPM yang ada di
speedometer (biasanya ada limit pada RPM sehingga tidak semua motor bisa
menyentuh angka maksimal RPM. Misal maksimal RPM adalah sebesar 10.000 RPM,
maka limit biasanya akan dipasang di
8.000 RPM, sehingga di angka 8.000 RPM, maka motor sudah mulai brebet hingga
ngempos).
Kenapa ada limit RPM? Ini
untuk menjaga mesin agar tidak mudah rusak, sebab terus menggeber motor hingga
limit RPM bisa membuat mesin jadi lebih mudah rusak.
Biasanya pada motor
metik, mesin yang digunakan adalah overstroke (meski motor metik Honda terbaru
mengusung mesin overbore).
Mesin overstroke
sendiri memiliki karakter yakni lebih nendang di putaran bawah dan melempem di
putaran menengah ke atas.
Jenis mesin overstroke
ini sangat cocok untuk daerah perkotaan yang sering macet atau daerah
perbukitan (perbukitan dengan tanjakan sedang, kalau tanjakannya ekstrim, ya
beda cerita).
Sedangkan untuk mesin
overbore adalah kebalikan dari overstroke, di mana putaran bawahnya cenderung
kurang oke bila dibandingkan dengan putaran menengah ke atasnya.
Contoh motor yang
menggunakan mesin overbore adalah Suzuki GSX R150, di mana motor ini kurang oke
di putaran bawah sehingga kurang cocok untuk diajak menyalip di RPM bawah ke
menengah.
Tetapi GSX R150 punya
nafas mesin yang relatif lebih panjang dan sangat oke untuk dipacu mengejar top
speed.
Artikel ini kami
cukupkan sampai di sini, akhir kata semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.