Ramai Penolakan Gerombolan “Sunmori” Di Tempat Wisata, Salah Siapa ???
Facebook/ Jaenall AF |
Satupiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini
kita akan membahas mengenai salah satu isu yang belakangan cukup ramai di
beberapa kalangan penggiat Sunmori.
Sunmori atau Sunday Morning Riding (ride) merupakan salah
satu kegiatan yang beberapa tahun terakhir booming.
Terlebih untuk masa pandemi seperti ini yang mana tiap hari
minggu semakin ramai “gerakan-gerakan” untuk melakukan Sunmori.
Bukan hanya satu orang, terkadang Sunmori ini juga dijadikan
sebagai ajang untuk berkumpul dengan beberapa kawan lama.
Well, di masa pandemi seperti ini, Sunmori memang dinilai
melanggar anjuran untuk tidak berkerumun.
Tetapi poin utama dalam konteks judul ini bukan itu, Sunmori
nampak sudah berubah makna jadi ajang pamer skill, aparel, dan motor serta tak
jarang jadi aksi ugal-ugalan di jalan raya.
Peristiwa operasi Lembang pada awal tahun kemarin memang
cukup banyak menyita perhatian banyak kalangan.
Banyak yang geram dengan aksi ugal-ugalan pengendara motor
yang mayoritas adalah pelaku Sunmori.
Tetapi tampak yang disasar hanya pengguna motor berknalpot
brong atau racing, dimana perusakan knalpot racing nampak ramai pada peristiwa operasi
Lembang tersebut.
Tak semua yang melakukan Sunmori itu arogan, tak semua yang Sunmori
juga berknalpot racing, dan tak semua yang pakai knalpot racing itu arogan.
Hanya saja, secara teknis, knalpot racing dengan suara keras
memang menyalahi aturan dan menggangu ketenangan warga.
Nah setelah peristiwa di Lembang, rupanya mulai menjamur
aksi-aksi penolakan terhadap kegiatan Sunmori atau setidaknya untuk para
pendatang yang menggunakan knalpot racing (teranyar ada penolakan dari beberapa
warga di sekitar tempat wisata di Pangalengan Jawa Barat).
Memang, belakang budaya Sunmori ini alih-alih dilakukan untuk
menghilangkan penat dengan berkendara, kini malah jadi ajang ganggu warga dan
sekedar mampir ke warung tanpa berbelanja.
Tidak ada asap jika tidak ada api, peribahasa tersebut
nampaknya cocok untuk menggambarkan kasus penolakan pemotor yang ber-Sunmori
terlebih untuk pemotor yang pakai knalpot racing.
Well, saat pandemi dan PSBB, aksi kumpul-kumpul termasuk saat
Sunmori memang sudah dilarang karena tidak sejalan dengan protokol kesehatan.
Tetapi dengan penggunaan kendaraan yang tidak sesuai aturan
dan mengganggu, tentu akan menambah semakin “tidak diterimanya” kegiatan
Sunmori ini.
Nah ketika sudah
begini, siap-siap saja para pemotor yang menggunakan knalpot racing akan
semakin ditolak di beberapa tempat wisata hehe.
Artikel ini kami cukupkan sampai di sini, akhir kata semoga
bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.