Waspada Rating Palsu Pada Produk Di Marketplace

Daftar Isi

 
Waspada Rating Palsu Pada Produk Di Marketplace
Contoh rating yang diduga palsu

Satupiston.com – Assalamu’alaikum, kembali lagi pada artikel kami. Kali ini kita akan membahas mengenai rating palsu pada produk di marketplace.


Rating atau nilai produk pada marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Lazada, Shopee, dan marketplace lain merupakan suatu fitur yang berguna untuk calon buyer atau calon pembeli untuk menilai produk yang hendak dibeli.

Cara kerjanya sebenarnya cukup fair atau adil. Jadi rating atau nilai suatu produk dari suatu pedagang akan dinilai dari bintang satu hingga bintang lima.

Semakin banyak jumlah bintangnya, maka akan semakin baik produknya karena telah teruji secara pembelian.

Sistem penilaian pun tidak sembarang, yang berhak memberikan rating atau nilai hanya pembeli yang sudah membeli produk yang sudah diverifikasi oleh sistem marketplace.

Jadi untuk orang yang tidak membeli produk atau barang pada pedagang tersebut, maka tidak dapat melakukan penilaian atau memberikan rating.

Jujur saja, rating tersebut sangat membantu kami dalam memilah calon produk yang hendak kami beli.

Namun belakangan ada isu yang kami lihat dengan mata kepala kami sendiri mengenai rating palsu yang dilakukan beberapa oknum pedagang pada marketplace.

Bagaimana sistem rating palsu tersebut dilakukan?? Apakah dengan cara memodifikasi tampilan marketplace? Membobol sistem marketplace? Atau bagaimana?

Rupanya cara kerjanya cukup sederhana sob. Caranya adalah dengan melakukan transaksi palsu yang bertujuan guna mendapatkan rating.

Singkatnya adalah sebagai berikut:

1. Si A adalah penjual, kemudian menyuruh si B yang merupakan temannya untuk melakukan pembelian pada produk di lapaknya.

2.  Pembelian dilakukan oleh si B seperti biasa. Namun di akhir transaksi, barang yang telah diterima akan dikembalikan pada si A. Dan si A akan mengembalikan uang yang telah ditransaksikan.

3. Si B melakukan penilaian produk.

Cara di atas mungkin urutan dan caranya akan berbeda-beda, namun polanya sama yakni melakukan transaksi palsu dengan cara-cara kurang lebih seperti di atas.

Tentunya cara tersebut merupakan cara yang “menipu” calon pembeli yang sebenarnya. Hal tersebut karena belum tentu penilaian yang diberikan oleh transaksi palsu dilakukan secara objektif atau setidaknya dilakukan dengan apa adanya.

Tak jarang modus di atas hanya bertujuan untuk kepentingan pedagang nakal semata. Imbasnya tentu adalah pembeli yang terkecoh dan dapat tertipu karena barang yang dibeli tidak sesuai deskripsi maupun tidak sesuai rating dari produk pedagang.

Sebetulnya cara di atas terbilang cukup natural dan cendrung sulit dibedakan dengan penilaian asli.

Namun perlu dicatat, ada kalanya cara di atas tidak terlihat normal. Hal tersebut dapat dilihat dengan “siapa” yang melakukan penilaian.

Kadang yang melakukan penilaian merupakan akun yang secara khusus melakukan penilaian dan penilaian dilakukan secara cepat (misalnya ada 1 barnag yang dinilai 20 orang dan penilaian dilakukan secara bersamaan di hari yang sama dan dalam waktu yang hampir sama). Di sisi lain, kadang penilaian palsu dilakukan antar sesama pedagang.

Yang jelas cara di atas memang sulit untuk dibedakan, namun isi dari artikel ini bukanlah bualan semata karena dialami atau dilakukan  oleh orang di sekitar kami.

Artikel ini kami tutup sampai di sini, akhir kata semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.


Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

iklan fif

  Ikuti Kami di  -Google News-


 ⚠  Iklan  ⚠ 
 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠ 

Suka dengan artikel Satupiston.com? Jangan lupa subscribe kami di Youtube :)