Penjual Sparepart Minta Nomor Rangka??? Awas Modus Penipuan
Daftar Isi
Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada
artikel kami, kali ini kita akan membahas mengenai modus penipuan yang
menyangkut dengan jual beli sparepart .
Nah sob, mungkin tidak asing lagi
jika kita beli beberapa sparepart atau beberapa komponen pada motor yang perlu
melampirkan beberapa persyaratan.
Contohnya saja kami pada beberapa
tahun lalu, dimana kami ingin membeli satu pasang klep di AHM cabang terdekat.
Di sana kami harus memesan terlebih
dahulu barangnya selama beberapa minggu. Selain itu, karena klep termasuk
jeroan mesin yang masih satu set pada mesin, jadinya kami harus melampirkan
beberapa persyaratan.
Persyaratan tersebut adalah dokumen
berupa STNK serta KTP dengan nama yang tertera pada STNK.
Dokumen tersebut dikopi dan
dilampirkan yang aslinya, pada beberapa kasus cukup diperlihatkan saja STNK dan
KTP aslinya, namun pada kasus lain, STNK dan KTP yang asli pun ikut diinapkan
hehe.
Gunannya persyaratan yang berbelit
tersebut adalah untuk memverifikasi status kelegalan kepemilikan kendaraan
bermotor serta melacak jenis kendaraan bermotor yang hendak dibeli sparepartnya.
Jadi ini juga sebagai langkah feed back atau umpan balik, biasanya
perusahaan akan mengidentifikasi kendaraan tersebut berdasarkan nomor mesin dan
nomor rangka, jadi pihak perusahaan nantinya akan menganalisis tahun berapa
kendaraan tersebut dibuat dan dilepas pada pelanggan.
Selain itu, nantinya bila banyak
kendaraan yang mengalami kerusakaan, maka ada kemungkinan kendaraan tersebut
akan dievaluasi serta direcall.
Langkah tersebut biasanya hanya
dilakukan pada bengkel atau perusahaan besar dan resmi. Namun jika pada bengkel
biasa, biasanya prosedurnya tidak seperti itu.
Pada bengkel tidak resmi, biasanya
proses pembelian sparepart akan lebih simpel bahkan untuk beberapa jeroan mesin.
Oleh sebab itu, banyak yang enggan
membeli komponen pada bengkel resmi dan lebih memilih membeli ke bengkel biasa.
Apalagi ketersedian stok biasanya
lebih unggul di bengkel biasa yang banyak menawarkan sparepart KW serta aftermarket.
Pada era digital 4.0 seperti
sekarang, jual beli sparepart motor tidak hanya dilakukan secara konvensional. Banyak
aplikasi seluler yang dimanfaatkan guna mendukung penjualan dan pembelian yang
lebih fleksibel dan efisien.
Salah satu aplikasi seluler yang
biasanya digunakan adalah Facebook dengan marketplace-nya.
Facebook memang tengah giat
melakukan inovasi dan pemberharuan baru. Terbukti kini Facebook sudah
berevolusi dari yang awalnya hanya aplikasi sosial media, kini sudah mencakup juga
tempat jual beli, hingga tempat cari kerja.
Namun karena Facebook tidak
menyediakan sistem pihak ketiga, jadinya proses jual beli masih diserahkan pada
personal masing-masing.
Bisa melalui cash on delivery atau COD maupun melalui transfer via rekening bank
atau diajak menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti Bukalapak maupun Shopee.
Tak jarang terjadi modus penipuan
di sistem jual beli Facebook, hal
tersebut karena Facebook cenderung lebih bebas ketimbang aplikasi belanja
online pihak ketiga.
Misalnya saja pesan barang A namun yang dikirim barang B, hingga
modus tak terpuji lainnya yang merugikan salah satu pihak.
Nah salah satu modus yang kemarin
ramai pada salah satu forum sepeda motor adalah adanya oknum penjual yang
meminta nomor rangka dengan alasan pelacakan sistem.
![]() |
Sumber dirahasiakan |
Sontak saja sang pembeli pun enggan
memberikan nomor rangka sepeda motornya. Mengapa? Karena bisa jadi ada orang
yang tidak bertanggung jawab yang akan mengkopi nomor rangka sepeda motor kita.
Intinya selain bengkel resmi,
apabila kita dimintai nomor rangka dan nomor mesin, sebaiknya jangan diberikan.
Karena nomor rangka dan nomor mesin
bagaikan nomor ID pada KTP serta KK. Apabila ada yang menyalah gunakan, maka kita
dapat tersandung pada hukum.
Selain itu pada kasus di atas, kampas
kopling memang merupakan salah satu bagian dalam pada sepeda motor, namun
berbeda dengan klep yang sudah kita bahas.
Kampas kopling memang rawan untuk
habis atau aus, sehingga pembelian pada bengkel resmi pun tidak akan dimintai STNK
dan KTP. Beda soal jika yang rusak adalah seher atau klep.
Nah artikel ini kami cukupkan
sampai di sini, akhir kata semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.