CORONA: Indonesia Tidak Sedang Baik-Baik Saja

Daftar Isi
Indonesia tidak sedang baik-baik saja, itu menjadi tajuk kita untuk saat ini yang tengah getir menghadapi virus yang mewabah di Dunia ini.


Assalamu’alaikum.
Kembali lagi pada artikel kami, kali ini kita akan sedikit out of the topic mengenai dunia persepeda motoran, namun kami harap artikel ini bisa kalian tangkap pesan moralnya.


Indonesia tidak sedang baik-baik saja, itu menjadi tajuk kita untuk saat ini yang tengah getir menghadapi virus yang mewabah di Dunia ini.

Berasal dari China dan kini sudah menjangkit beberapa negara termasuk Indonesia, rasanya virus COVID-19 atau corona “sukses” meneror dunia.

Mirisnya, teror nyata tersebut dianggap lelucon oleh sebagian orang di negeri +62 ini. Kami tekankan sekali lagi bahwa Indonesia tidak baik-baik saja dan berpotensi mengalami lock down seperti Malaysia serta Italia.

Lock down ini dirasa wajar terjadi, mengingat per 21 Maret 2020, Indonesia sudah mengkonfirmasi 450 kasus corona dan 38 diantaranya meninggal dunia serta kasus sembuh mencapai angka 20 orang.

Jumlah kasus ini tertinggi nomor 2 di ASEAN di bawah Malaysia, namun bedanya adalah di Malaysia kasusnya sebanyak 1.183 kasus dengan angka kematian 8 kasus serta angka kesembuhan sebanyak 114 orang.

Ngeri bukan angka kematian akibat virus corona di Indonesia yang sukses menempatkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan angka kematian akibat corona tertinggi.

Angka tersebut masih berpotensi bertambah mengingat ini masih permulaan dan bahkan disinyalir banyak pihak belum sampai setengah jalan.

Bukan maksud kami menakut-nakuti dan membuat kepanikan di tengah masyarakat. Kami hanya ingin ikut berpartisipasi mencegah penyebaran virus corona ini di Indonesia dengan apa yang kami bisa.

Hal yang dikritisi pada negara kita adalah kebijakan yang dinilai lambat serta perilaku masyarakat yang cukup “nyeleneh”.

Poin pertama adalah ketika virus ini masih berada di China dan belum masif menyebar ke seantero dunia. Dimana kala itu sektor pariwisata malah digenjot pemerintah dengan memberikan diskon sana-sini guna menggaet wisatawan mancanegara, padahal kala itu situasi dinilai genting kendati virus corona belum dinyatakan menyebar ke negara di luar China.

Saat virus mulai menyebar, salah satu menteri kita yang terhomat pernah memberikan pernyataan untuk menolak warga negara asing datang ke Indonesia dengan berbagai alasan. Negara-negara tersebut diantaranya Korea Selatan, Iran, dan Italia.

WAIT????? Langkah yang kami apresiasi tapi ada satu warga nagara yang kami rasa harusnya juga dilarang masuk ke Indonesia karena menjadi negara sumber virus yang belum ada obatnya ini. Kalian tahu negara apakah itu? Jawabannya silahkan kalian tuliskan pada komentar ya.

Kemudian saat Indonesia terkonfirmasi mendapat 2 warganya yang positif terkena corona di Indonesia.

Pemerintah dengan sigap membuat kebijakan untuk meliburkan sekolah-sekolah serta beberapa pekerja. Namun sayangnya beberapa masyarakat malah manfaatkan situasi libur ini untuk pergi wisata (apa-apan ini?).

Kita diinstruksikan oleh pemerintah untuk berdiam diri dan mengisolasi diri dari keramaian dan kontak langsung dengan sesama manusia. Namun yang terjadi adalah kita pergi liburan hmmmmmmm.

Sekarang angka 2 telah berkembang menjadi 450, potensi seperti Iran, China, bahkan Italia tetap ada. Semua tergantung ketentuan Allah, kebijakan pemerintah, dan perilaku masyarakat.

Oh iya untuk saudara seumat dengan kami yakni Islam, berhenti dahulu membenturkan pendapat-pendapat dan mengejek sebagian orang Islam lemah karena mengikuti fatwa MUI yang memperbolehkan beribadah di rumah termasuk mengganti sholat Jumat dengan sholat dhuhur.

Percayakan saja ini adalah kajian fiqh ibadah yang mana bila benar kita dapat 2 pahala dan bila salah kita dapat 1 pahala. Semoga Allah menrahmati kita aamiin.

Oh iya dari segi lock down, bila situasi ini terus menggenting, maka kemungkinan lock down akan semakin besar.

Efek dari lock down ini adalah perekonomian Indonesia akan lumpuh, mengingat belum lock down saja ekonomi kita ketar-ketir bahkan kurs US Dollar kita menyentuh angka Rp. 16.000 : 1 USD.

Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, dan masyarakat tidak dapat berjuang tanpa pemerintah. Oleh karenanya kita harus saling mengerti situasi ini.

Untuk para bikers yang suka mori-morian baik Sunmori maupun Satmori atau yang suka touring. Boleh jadi di masa depan kita tidak  dapat melakukan aktivitas tersebut karena mungkin motor sudah dijual untuk keperluan sehari-hari akibat imbas lock down atau bahkan karena kita sendiri yang sudah tidak ada di dunia ini.

Kami akhiri tulisan ini, semoga bermanfaat dan semoga Allah Tuhan semesta alam melindungi kita semua dari mara bahaya aamiin.
Wassalamu’alaikum.

Irvan, S.E.
Irvan, S.E. Hallo, Saya Irvan, Saya adalah blogger yang sudah aktif menulis mengenai seluk-beluk permotoran sejak tahun 2019 dan sekarang merambah ke permobilan. Saya adalah lulusan SMK Otomotif di tahun 2015 dan lulus sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 2019.

  Ikuti Kami di  -Google News-


 ⚠  Iklan  ⚠ 

 ⚠  Iklan  ⚠