Cara Menentukan Rasio Gear set Yang Cocok Untuk Motor
Daftar Isi
Assalamu’alaikum.
Kembali lagi pada artikel kami,
kali ini kita akan membahas mengenai bagaimana cara menentukan rasio gearset yang cocok untuk motor.
Rasio atau perbandingan gearset yang akan kita bahas adalah final gearset ratio atau secara terjemahan
kasar merupakan perbandingan girset akhir. Singkatnya adalah gir depan dan
belakang pada motor.
Gir akhir berfungsi untuk
meneruskan putaran pada mesin motor menuju roda. Dan karena fungsinya tersebut,
maka perbandingan gir akhir akan mempengaruhi karakter dari akselerasi motor.
Pabrikan setiap motor tentu telah
memperhitungkan dengan sebaik-baiknya perbandingan gir pada tiap-tiap motor
yang diproduksinya. Namun ada kalanya pengaturan dari pabrikan tidak lagi relevan
untuk digunakan pada motor kita.
Contohnya saja bila perbandingan
girset pada motor kita lebih mengutamakan top
speed, sedangkan jalanan yang kita lalui adalah perkotaan atau perbukitan
yang lebih mengutamakan torsi ketimbang kecepatan puncak, walhasil tentunya
mata gir akan lebih bekerja ekstra karena beban yang ditanggung lebih banyak
pada putaran bawah.
Oleh karena itu, kita perlu
menyesuaikan kembali perbandingan girset kita agar bisa sesuai dengan medan
jalan yang kita lalui.
Untuk menentukan perbandingan
girset, kita perlu membandingkan mata gir belakang dengan mata gir depan. Contohnya
saja adalah motor pabrikan yang dibekali gir belakang dengan jumlah mata 40 serta gir
depan dengan jumlah mata 14.
Dengan perbandingan seperti di
atas, maka kita hanya perlu membagi jumlah mata gir belakang dengan jumlah mata
gir depan saja yakni 40:14= 2,85. Nah angka 2,85 akan menjadi patokan kita
untuk menentukan perbandingan girset yang cocok untuk motor kita.
Dengan demikian, secara garis
besar kita harus berpatokan dengan perbandingan girset standar dari pabrikan
motor. Setelah didapat berapa perbandingan girset motor, maka kita tinggal
menentukan ingin seperti apa karakter motor kita? Apakah mengejar top speed, atau mengejar putaran bawah.
Bila ingin mengejar top speed, maka angka rasio girset harus
di bawah angka rasio girset standar pabrikan motor. Sebagai contoh jika angka
perbandingannya adalah 2,85, maka kita perlu mencari perbandingan yang akan mengasilkan
rasio di bawah 2,85.
Jika mata gir standarnya adalah
40 untuk gir belakang dan 14 untuk gir depan, maka kita tinggal utak-atik saja
mata girnya. Ambil saja kita ganti gir depan dengan gir yang bermata 15 mata. Maka
rasionya adalah 40:15= 2,66.
Dengan angka 2,66 yang di bawah
angka 2,85, maka dapat dipastikan motor akan memiliki nafas lebih panjang dan top speed akan bertambah. Hanya saja
akan mengorbankan torsi sehingga berat di putaran bawah. Menurunkan angka rasio
akan sangat cocok untuk jalan yang lurus tanpa hambatan. Namun bila ternyata
jalanannya sering macet dan banyak tanjakan, maka kita harus menaikan angka
rasio girset di atas rasio girset pabrik.
Bila angka rasio adalah 2,85,
maka agar kita mendapatkan torsi lebih, kita naikan angka rasio tersebut. Misal
bila sebelumnya perbandingan mata gir adalah 40:14, maka kita tinggal utak-atik
kembali jumlah mata gir agar bisa mendapatkan rasio yang diinginkan.
Ambilah contoh 42:14= 3. Dengan menaikan
dua mata pada mata gir belakang, maka rasio yang didapat adalah 3. Rasio tersebut
lebih besar dari rasio standar yakni 2,85. Dengan demikian torsi akan bertabah,
namun top speed akan berkurang.
Intinya adalah semakin tinggi
rasio girset, maka akan menyebabkan motor lebih menghentak namun bernafas
pendek, sebaliknya jika rasio girset berangka rendah, maka motor akan bertorsi
lembut dan nafas serta puncak kecepatan menjadi lebih tinggi.
Nah artikel ini kami cukupkan
sampai di sini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.